Nasional

Serangan Kimia Terjadi Saat Warga Tidur, Ini Kata Korban Selamat

Korban serangan kimia di Suriah

Para korban yang selamat dari serangan kimia di Suriah menyebut bom-bom kimia dijatuhkan dari sejumlah pesawat tempur. Serangan kimia itu terjadi saat beberapa warga kota Khan Sheikhun masih tertidur di pagi hari.

Seperti dilansir CNN, Kamis (6/4/2017), seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun, Mazin Yusif, hanya bisa menangis saat mendapati dirinya terbaring di Rumah Sakit Reyhanli, Turki bagian selatan, dekat perbatasan Suriah. Sekitar 25 korban selamat dari serangan kimia dirawat di rumah sakit tersebut.

“Pada pukul 06.30 waktu setempat, pesawat datang. Saya berlari ke atap dan melihat serangan terjadi di depan rumah kakek saya,” tutur Yusif .

Yusif kemudian berlari menuju rumahnya dan menemukan sang kakek sudah terduduk merosot. Remaja ini berlari keluar untuk meminta bantuan. “Saya merasa pusing dan kemudian pingsan di depan garasi kakek saya. Saya kemudian mendapati diri saya ada di sini di rumah sakit, telanjang di ranjang,” katanya.

Nenek Yusif, Aisha al-Tilawi (55), mengaku dirinya melihat warna biru dan kuning setelah pesawat menjatuhkan semacam bom berisi zat kimia. Beberapa korban selamat lainnya juga menyampaikan keterangan senada, yakni serangan kimia berasal dari pesawat-pesawat tempur.

“Kami mulai sesak napas, merasa pusing, kemudian pingsan. Mazin masih berusaha membangunkan kakeknya. Tiga anggota keluarga saya tewas,” tutur Al-Tilawi yang terbaring di rumah sakit dengan selang oksigen di wajahnya.

Korban selamat lainnya, Ahmed Abdel Rahim (31), menjelaskan bagaimana dirinya terkena zat beracun yang dibawa tiga buah roket. “Saya sedang ada di rumah saya. Saya mengalami kesusahan bernapas, tapi sekarang saya merasa lebih baik. Tapi saya sempat muntah setelah dibawa ke rumah sakit. Saya tidak tahu apakah keluarga saya tewas atau masih hidup. Saya tidak tahu apa-apa,” tuturnya.

Kebanyakan korban selamat memberikan keterangan senada, yakni bahwa serangan kimia berasal dari bom maupun roket yang dijatuhkan dari udara, dari pesawat tempur. Hal ini bertentangan dengan klaim rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, yang menyebut zat kimia berasal dari kelompok pemberontak.

Dalam keterangannya, Rusia bahkan mengklaim serangan udara rezim Suriah mengenai sebuah gudang penyimpanan senjata kimia milik kelompok pemberontak. Dampak dari serangan itu, disebut Rusia, memicu kebocoran zat kimia yang memakan korban jiwa.

Negara-negara Barat termasuk AS tetap menyalahkan rezim Presiden Bashar al-Assad atas serangan kimia itu. Organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan, kecil kemungkinan kelompok pemberontak mampu memproduksi senjata kimia dan serangan itu dilakukan dengan pesawat tempur, yang hanya dimiliki pasukan rezim Assad.

(detik.com)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close