Oknum Aleg Kotamobagu Diduga Lecehkan Wartawan

ProBMR, Kotamobagu– Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kotamobagu diduga melecehkan wartawan yang sedang melaksanakan tugas peliputan di Kantor DPRD Kota Kotamobagu.
Menurut keterangan Kano Tontolawa, wartawan yang dilecehkan. Saat itu dirinya sedang melakukan peliputan kegiatan hearing DPRD, terkait pemekaran Kelurahah Biga Dayanan yang dilaksanan di ruangan Badan Legislasi. Namun tanpa di duga, oknum Aleg, Agus Suprijanta, mengusir mereka dengan nada cukup keras, tanpa alsan yang jelas.
Padahal saat itu kata Kano, dirinya bersama rekanya sedang wawancara dengan Asisten I, Nasrun Gilalom, yang saat itu hadir dalm hearing tersebut.
“Silakan keluar, sebentar wawancaranya. Kami masih melakukan rapat internal ,” kata Kano menirukan ucapan Agus.
Senada dikatakan Ade Nanan, wartawan Surat Kabar Harian (SKH) regional Sulut. Dirinya saat itu bersama Kano, sedang mewawancarai Asisten I Pemkot Kotamobagu, Nasrun Gilalom soal polemik yang terjadi di Kelurahan Biga tentang pemekaran.
“Saya diminta keluar dari ruangan saat sedang mewawancara. Padahal hearing sudah selesai. Alasannya mereka masih menggelar rapat lagi,” ujar Ade.
Mendengar rekanya diduga dilecehkan, sebagai sesama wartawan, kejadian itu, mengundang reaksi keras dari kalangan wartawan Bolmong Raya. Mereka mengecam tindakan Agus Suprijanta.
Menurut salah satu wartwan senior BMR, Hasdi Fatah, tindakan ketua Hanura Kotamobagu itu telah melanggar undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999 tentang kebebasan Pers.
“Sangat disayangkan, tindakan Agus Suprijanta sudah melecehkan profesi Wartawan. Seharusnya kejadian seperti itu tidak terjadi,” kata Hasdi Fatah dengan wajah serius.
Sementara itu, Agus Suprijanta, ketika dikonfirmasi terkait persolan tersebut, membantah dirinya telah melecehkan wartawan yang sedang meliput. Menurut Agus, rapat sedang berlangsung, kemudian wartawan datang dan langsung mewawancarai Asisten I. Jangan sampai menggangu pelaksanaan rapat, kata Agus, dirinya berinisiatif meminta agar wawancara dipending dulu.
“Tak benar seperti itu. Saya meminta wawancara dipending, dengan nada yang cukup ramah. Terlebih lagi, Wartawan yang merasa dilecehkan, saya kenal baik. Berbeda ceritanya, jika saya mengusir mereka di luar ruangan itu baru pelecehan,” Ungkapnya. (ddj)