Bolmong

Legislator Segera Tinjau Lokasi Galian C di Matali Baru

Mas'ud Lauma
Mas’ud Lauma

BOLMONG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow, akan turun langsung meninjau kegiatan galian C di Desa Matali Baru Kecamatan Lolayan. Hal ini dikatakan Wakil Ketua Komisi I, Hi Mas’ud Lauma. “Karena ada keluhan warga maka sebagai wakil rakyat, kita harus respon itu dengan turun langsung melakukan peninjauan,” kata Mas’ud, Selasa (19/05).

Dikatakan, jika DPRD menemukan ada kejanggalan, termasuk potensi dampak banjir dan tanah longsor akibat pengerukan galian C, maka akan ada rekomendasi penghentian aktifitas. “Kita akan lihat dulu kondisi dilapangan seperti apa, karena ada informasi dari warga, kegiatan tersebut sudah mengganggu proses pengairan persawahan dan potensi banjir hingga tanah longsor, maka bukan tidak mungkin DPRD akan hentikan kegiatan itu. Apalagi memang bisa berdampak pada lingkungan,” tegas Mas’ud.

Diberitakan sebelumnya, aktifitas pengerukan material galina c di desa Matali Baru, mulai menimbulkan keresahan, teruma bagi warga masyarakat yang berprofesi sebagai petani.

Salewang, salah satu warga Mopusi, mengatakan, akibat pengerukan itu, air yang masuk ke persawahan warga berwarna keruh. “Otomatis mengurangi hasil panen,” kata Salewang, Minggu (17/05) lalu.

Dikatakan, kegiatan galian C sudah berlangsung selama 3 tahun. “Sekarang dampaknya mulai terasa. Air yang biasanya jernih, berubah jadi keruh. Sedangkan tempat pengerukan, itu adalah hulu mata air yang mengairi persawahan disekitar matali baru, mopusi dan tanoyan,” tambahnya.

Selain itu, jika turun hujan lebat dan berlangsung selama sehari, lumpur masuk persawahan. “Lumpur juga sudah mulai masuk persawahan dan drainase.”

Dirinya berharap agar pemerintah daerah dan DPRD dapat melakukan evaluasi. “Karena jika dibiarkan terus menerus, akan berdampak pada banjir bandang. Masyarakat juga yang akan menjadi korban,” tandasnya. (sal)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close