Boltim

Keterwakilan Wilayah Menentukan Kemenangan di Pilkada

ilustrasi pilkada
ilustrasi pilkada

BOLTIM — Kemenangan pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Desember nanti ditentukan dengan keterwakilan wilayah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) belum menetapkan Peraturan KPU tentang tahapan, jadwal dan program terkait pelaksanaan Pilkada serentak pada 2015. Sebab masih harus menyampaikan PKPU ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang saat ini sedang reses untuk dibahas.

Namun suhu politik di Boltim mulai hangat membicarakan proses pemilihan kepala daerah. Hingga kini belum ada calon secara terang-terangan menyatakan maju dan memasang alat peraga kampanyenya. Hal ini membuat warga semakin memperbincangkan figur pemimpin yang akan mereka pilih nanti.

Sejumlah nama mulai dibicarakan bakal muncul dalam pertarungan merebut posisi Bupati diantaranya seperti kedua petahana Bupati Sehan Landjar dan Wakil Bupati Medi Lensun. Nama populer lainnya seperti Ketua DPRD Boltim, Sam Sacrul Mamonto, Herry Mamonto, Sehan Mokoapa Mokoagow dan Ahmad Alheid.

Untuk calon wakil Bupati digadang-gadang antara lain seperti Medy Lensun, Sekda Muhammad Assagaf, Birokrat Rusdi Gumalangit, Politisi Argo Sumaiku dan Politisi Sumadia Modeong, dan Politisi Rita Lamusu. “Pertarungan tetap seru karena jika digelar Desember tak ada incumben yang akan berakhir Oktober. Semua punya peluang merebut hari rakyat,” kata Pengamat Boltim, Nugroho Lasabuda

Dia mengatakan diperlukan perhitungan yang matang dan tak menganggap remeh lawan. Katanya, pemilih Boltim sebagian besar masih pemilih tradisional yang mengutamakan kedekatan sosial-budaya, asal usul dan agama sebagai ukuran untuk memilih.

“Hanya sedikit pemilih kritis dan pemilih rasional. Mereka itu yang menggunakkan media sosial. Jumlah mereka belum banyak. Sehingga seorang calon perlu lebih banyak turun lapangan dan mengunjungi warga,” bebernya.

Pemilih tradisional cenderung akan melihat asal usul dan kedekatan sang calon. Sehingga perlu diperhatikan komposisi calon yang mewakili wilayah masing-masing.

“Boltim sangat kental dengan wilayah pegunungan yang terdiri Modayag bersatu dan wilayah pesisir Kotabunan, Tutuyan dan Nuangan. Harus ada keterwakilan dalam pasangan calon akan dua wilayah ini. Kalau cabupnya dari Kotabunan bersatu maka cawabupnya harus dari Modayag bersatu, begitu sebaliknya,” terangnya

Pertimbangannya, letak geografis kedua wilayah tersebut turut menjadi faktor penentu masyarakat menjatuhkan pilihannya. Selain itu, jumlah pemilih dikedua wilayah tersebut tak berbeda jauh. “Selain itu faktor keterwakilan Muslim-Kristen dan politisi-Birokrat-pengusaha. Keterwakilan tua-muda perlu diperhitungkan. Kita bisa melihat kemenangan Bersemi (Bersama Sehan-Medi) waktu lalu,” bebernya.

Ketua DPD Partai Golkar Boltim, Sehan Mokoapa Mokoagow mengatakan pentingnya keterwakilan kedua wilayah tersebut dalam penentuan pasangan Cabup dan Cawabup Boltim nanti. “Saya pikir demi kepentingan Boltim harus ada perwakilan wilayah pegunungan dan pesisir pantai,” katanya.

Dia mengatakan akan terjadi saling kontrol oleh kedua top eksekutif terhadap masalah sosial kemasyarakatan di kedua wilayah tersebut. “Untuk saling kontrol akan masalah masyarakat dan tugas lainnya dengan pembagian tugas nantinya,” terangnya.

Senada dengannya, Herry Salim Mamonto yang disebut akan menjadi cabup Boltim mengatakan diperlukan saling keterwakilan kedua wilayah tersebut. “Itu sangat penting. Saya rencananya memang akan mencari pasangan mewakili Modayag bersatu,”katanya.(Sandy)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close