Bebaskan 10 WNI di Filipina, RI minta bantuan tokoh Front Pembebasan Moro
Pemerintah Indonesia berupaya membebaskan 10 WNI yang disandera di Filipina dengan meminta bantuan kepala Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari.
Permintaan bantuan kepada Misuari diajukan mengingat dia berperan dalam pembebasan dua kelompok WNI yang disandera sebelumnya. Hal itu disebutkan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, Kamis (21/07).
“Kita gunakan semua jalur komunikasi yang kita miliki… (Berusaha) meyakinkan kepada pihak yang menahan WNI, bahwa yang terbaik adalah melepaskan sandera tanpa melukai,” tutur Arrmanatha sebagaimana dikutip wartawan BBC Indonesia, Rafki Hidayat.
- Penyebab penculikan WNI kembali terulang
- Tiga WNI diculik di wilayah perairan Sabah, Malaysia
- Menlu Retno memastikan tujuh WNI disandera di Filipina selatan
Sebelumnya, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan mengungkapkan Nur Misuari diutamakan melakukan negosiasi.
“Memang sekarang kita melihat Misuari banyak membantu kita karena Misuari punya hubungan baik dengan kita. Jadi biarlah mereka dulu melakukan negosiasi kita hadir memberikan asistensi,” ujar Luhut,
Arrmanatha mengungkapkan bergantinya kepemimpinan di Filipina usai dilantiknya Rodrigo Duterte, 30 Juni lalu, “tidak mempersulit diplomasi Indonesia”.
“Memang berganti (presiden), tapi pada saat (Indonesia) bertemu dengan Menlu Filipina sehari setelah dilantik, sudah ada komitmen kuat dari mereka untuk bantu Indonesia menyelesaikan masalah ini.”
‘Kondisi baik, tapi letih’
Soal kondisi para 10 WNI, Arrmanatha mengatakan mereka dalam kondisi sehat.
“Keadaan sandera masih baik. Tapi yang bisa juga saya sampaikan, karena dalam keadaan tidak normal, (mereka) terkesaan capek saat bicara,” tuturnya.
Dari 10 WNI yang ditawan oleh Abu Sayyaf, tujuh di antara mereka adalah ABK tugboat Charles 001 yang sudah disandera sejak 20 Juni lalu.
Adapun tiga WNI lain adalah anak buah kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim, yang disandera sejak 9 Juli.
sumber:Bbc.com