
Hari Raya Idul Fitri 1437 H tinggal menghitung hari. Momentum Hari kemenangan bagi umat muslim yang menunaikan ibadah puasa sebulan penuh, sudah ditunggu-tunggu. Berbagai persiapan untuk menyambut bulan Syawal itu mulai dijalankan warga, termasuk bekerja bakti di lapangan untuk digunakan sholat Ied. Di Dumoga, warga non muslim pun turut membantu menata lapangan.
Laporan : Faisal Amu – Dumoga
Walaupun sempat dikenal sebagai momok menakutkan di wilayah Bolmong karena konflik tambang. Namun, sikap saling toleransi antar pemeluk agama di Dumoga bersatu patut diacungi jempol. Hal itu terbukti dengan momentum menjelang hari-hari besar keagamaan. Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H, warga non muslim pun bahu membahu membantu warga muslim berbenah menyambut hari kemenangan. Selain gotong royong membersihkan masjid, warga non muslim juga membantu menata lapangan yang akan dilaksanakan sholat ied nanti. “Kebersamaan kami dalam hal toleransi antar beragama sudah terjalin dari dahulu kala,” kata Fransiska Lampongajow dan Komang Rai Tilem. Menurut mereka, sejarah sebagai wilayah momok menakutkan di Bolmong itu hanya seputar kesalahpahaman di lokasi tambang, yang kemudian terbawa hingga di kampung masing-masing. Salah satu tokoh masyarakat Dumoga Utara, Darmo Senus mengatakan, sikap saling menjaga, menghormati, sayang menyayangi antar pemeluk agama di Dumoga sudah terbina sejak lama. “Toleransi dan sikap saling menyayangi antar pemeluk agama di Dumoga bersatu ini sudah terjaga sejak lama,” katanya. Wakil bupati Bolmong Yanny Ronny Tuuk STh MM mengimbau, agar sikap toleransi dan kekeluargaan di Dumoga Raya terus terpelihara. “Dumoga adalah barometer kerukunan di Sulut. Mari kita jaga bersama,” kata Tuuk yang juga salah satu tokoh di Dumoga Raya. (*)