Bolmong

Peradah Mopugad Gelar Berbagai Lomba Sambut Hari Raya Galungan dan Kuningan

BOLMONG – Dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Komisariat Desa Adat Mopugad menggelar serangkaian kegiatan lomba bernuansa budaya dan keagamaan. Kegiatan yang berlangsung meriah ini meliputi Sepak Bola Mini, Lomba Tari Kreasi Keagamaan, Lomba Penjor, serta Lomba Jegeg Bagus.

Ketua Panitia I Putu Nuhartayasa menyampaikan bahwa, berbagai lomba ini bertujuan menguatkan nilai-nilai spiritual dan kebersamaan antar generasi muda Hindu di lingkungan Banjar Mopugad.

Sportivitas dan Kekompakan dalam Sepak Bola Mini
Lomba Sepak Bola Mini diadakan sebagai ajang untuk menumbuhkan semangat sportivitas, sinergitas, serta mempererat kekompakan antar pemuda-pemudi Hindu. Selain menjadi hiburan, kegiatan ini menjadi wadah membangun solidaritas di antara generasi muda.

Makna Filosofis di Balik Lomba Penjor
Lomba Penjor menjadi sorotan karena sarat makna filosofis. Penjor merupakan simbol Naga Basuki, yang berarti kesejahteraan dan kemakmuran. Dalam tradisi Hindu Bali, penjor juga melambangkan gunung sebagai tempat suci. Penjor biasanya dipasang tepat pada hari Penampahan Galungan setelah pukul 12 siang, sebagai simbol kemenangan manusia atas pikiran kotor, sifat negatif, dan ego. Memasang penjor adalah perwujudan dari kemenangan rohani yang diraih menjelang Hari Raya Galungan.

Pelestarian Seni Sakral Lewat Tari Kreasi Keagamaan
Lomba Tari Kreasi Keagamaan diselenggarakan dengan harapan generasi muda tetap mencintai dan melestarikan tarian-tarian sakral Hindu yang semakin jarang diminati. Para peserta tampil memukau membawakan tarian bernuansa spiritual dengan balutan busana adat yang anggun.

Jegeg Bagus: Lebih dari Sekadar Penampilan
Lomba Jegeg Bagus turut memeriahkan kegiatan ini. Namun lebih dari sekadar menilai penampilan, lomba ini bertujuan untuk mengedukasi generasi muda Hindu tentang pentingnya berbusana adat Bali yang sopan dan santun. Peserta pria dan wanita tampil menggunakan kebaya dan safari, mencerminkan nilai estetika serta etika dalam berpakaian ke pura.

Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat Desa Mopugad dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah, tokoh adat serta tokoh agama setempat. Peradah Mopugad berharap kegiatan serupa dapat terus dilestarikan sebagai wujud nyata menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur umat Hindu di tengah perkembangan zaman. (sal)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close