Politik

Korupsi Jadi Tantangan Sistem Demokrasi di Seluruh Dunia

korupsi jadi tantangan seluruh dunia

Korupsi merupakan tantangan seluruh sistem demokrasi di dunia. Setiap jenis pemerintahan yang ada baik itu monarki, aristokrat maupun demokrasi bisa saja terpengaruh dengan korupsi, karena setiap ada kekuasaan pasti rentan akan korupsi.

Demikian dikatakan Dr. Os Guinn‎ess D. Phil dalam seminar politik Reformed Center For Religion And Society (RCRS) dengan tema “Iman Kristen, Demokrasi, dan Negara Sejahtera” di Gereja Katedral Mesias, Jalan Industri, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu (6/8).

Ia mengatakan hampir semua negara di seluruh dunia selalu memiliki pencarian akan sistem yang teratur dan hal itu diwujudkan dalam sistem demokrasi yang bermula dari reformasi akan demokrasi.

‎”Kebebasan modern, tentang hukum dan peraturan, semua pemikiran terbatas baik ide konstitusi mereka kembali pada hal yang sama‎, semua kembali pada perjanjian di Gunung Sinai,” ujar Os.

Ia menyebutkan bila ditilik dari sistem politiknya, ada tiga sistem pemerintahan di seluruh dunia, yakni monarki (satu raja), aristokrat (bangsawan memerintah), dan demokrasi (rakyat yang memerintah).

Dikatakannya, reformasi agama Kristiani menjadi salah satu upaya untuk melawan korupsi yang bisa menggerogoti dasar-dasar sistem Demokrasi.

“Saya melihat Indonesia saat ini sangat berkembang dalam sistem pemerintahannya, karena sudah mulai banyak pemimpin yang menjabat daerah dengan takut akan Tuhan dan mengembalikan sistem demorkasi bersih dari tindakan korupsi,” kata Os.

Os mengungkapkan, kebebasan umat manusia seluruhnya berasal dari iman dan kedaulatan akan Allah. Oleh sebab itu, ia meminta seluruh masyarakat jangan takut terhadap sistem korupsi di Indonesia dan melawannya dengan dasar iman Kristiani.

Sedangkan, Pendeta Dr. Stephen Tong mengatakan pada hakikatnya hampir seluruh negara demokrasi yang ada di dunia‎ mendapat pengaruh dari iman Kristiani sebagai salah satu landasan sistem pemerintahan yang berfokus pada umat atau rakyat.

Dikatakan, sistem demokrasi yang saat ini banyak digunakan oleh sejumlah negara yang ada di benua Eropa, Amerika, dan Asia, bahkan Afrika, banyak dipengaruhi keteladanan akan iman Kristiani.

Ia menjelaskan, sistem demokrasi yang didasarkan pada gerakan reformasi Kristen memiliki korelasi positif terhadap peningkatan kehidupan demokrasi dan membawa kesejahteraan pada masyarakat.

“Sistem demokrasi didirikan Allah untuk menegakkan keadilanNya, dan para pemimpin Kristen seyogyanya bisa menjadi pemimpin yang mampu membawa daerah yang dipimpinnya menjadi lebih sejahtera,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kekristenan memiliki tanggung jawab mendorong pemerintah yang berkuasa agar bertindak secara bertanggung jawab untuk menyejahterakan semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.

“Kemiskinan yang masih mudah kita temukan di Indonesia itu dipengaruhi langsung oleh komponen demokrasi yang belum berjalan dengan baik serta minimnya pemimpin yang berdedikasi untuk memajukan kesejahteraan bangsa,” kata Stephen Tong.

Menurutnya, perjuangan untuk menghadirkan demokrasi yang bersih dan bermartabat merupakan tanggung jawab semua elemen bangsa. Apalagi, bagi negara yang memposisikan agama pada tempat yang terhormat dan memperhatikan kontribusi agama bagi terselenggaranya negara yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat.

‎Selain kedua pembicara di atas, hadir pula Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Prof. Dr. Sri Adiningsih yang juga menjadi pembicara.

 

 

sumber:Beritasatu.com

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close