Orang Tua Siswa Keberatan Anaknya Dipelonco Kakak Kelas
ProBMR, KOTAMOBAGU–Sejumlah orang tua siswa baru di SMK Negeri 2 Kotamobagu, merasa keberatan anaknya dipelonco kakak senior saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) beberapa hari lalu, sampai anak mereka jatuh sakit. Tak hanya itu, para orang tua siswa ini pun merasa dipermalukan karena nama anak mereka yang menjadi siswa baru di sekolah tersebut, diganti dengan nama samaran yang tidak pantas disebut.
“saya sangat keberatan karena anak saya sempat sempat merasakan sakit karena ulah dari kakak senior, anak saya dipaksa meminum air mineral menggunakan sedotan yang dilakukan secara bergantian oleh siswa baru lainnya, kemudian selembar kertas tisu diusapkan kewajah mereka secara bergantian untuk membersihkan keringat” tutur ibu Leni saat diwawancarai sejumlah wartawan di kediamannya, Kamis (21/7).
Hal yang sama pun diakui ibu Ato Mamonto. Dirinya merasa keberatan sebab anaknya diperlakukan secara tidak terpuji.
“saya marah dan keberatan sebab anak saya melaporkan bahwa dirinya disuruh mencari kakak kelas untuk mencari tanda tangan, jika idak maka disuruh menyanyi. Juga anak saya dipakaikan kalung kardus yang dituliskan “Lengkebong” (yang dalam cerita dongeng rakyat Mongondow adalah orang Pemalas)” ujar ibu Ato
Selain kecewa, ibu ini mengungkapkan rasa prihatin akan praktek perpeloncoan yang masih terus diterapkan meski sudan dilarang oleh Pemerintah.
“menurut saya, kegiatan plonco itu tak perlu dilakukan, karena saya juga bisa mendidik dan mengajarkan anak saya tentang hal yang baik. Jujur saya malu karena nama anak saya diganti dengan nama yang tidak pantas. Kami sebagai orang tua memberikan mereka nama yang terbaik, harusnya sekolah memberikan mereka nama atau julukan yang baik pula” kata Ibu Ato, dengan mata berkaca-kaca.
Melalui pantauan di SMK Negeri 2 Kotamobagu, masa orientasi siswa telah selesai. Tak ada lagi perpeloncoan disekolah ini seperti yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Kini para siswa tersebut disibukan dengan aktifitas lainnya,seperti pengukuran baju untuk dipakai di sekolah tersebut, dan sebagian siswa lainnya mengatur kelas untuk persiapan belajar. (Rez)