Bolmong

Keluarga Hadida Sempat Pusing, Sesak Nafas dan Mual Usai Konsumsi Itik

BLH 2
BOLMONG – Kasus puluhan ayam dan itik serta ratusan ikan mati mendadak di Desa Bakan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, sudah berlangsung selama 11 hari. Namun hingga kini, belum ada kejelasan terkait penyebab hal itu.
Salah satu warga setempat, Hadida Podomi, kepada koran ini mengatakan, dirinya bersama keluarga sempat mengalami pusing dan mual saat mengkonsumsi itik yang mereka pelihara. “Hari kamis minggu lalu saya dan keluarga sempat alami pusing, mual dan dada terasa sesak. Itu sesudah kami makan bebek. Kami belum tahu kalau bebek yang kami makan itu mengkonsumsi air disungai ini,” kata Hadida.
Bahkan, dia dan keluarganya selama 3 hari berturut-turut mengkonsumsi sejumlah obat. “Selama 3 hari saya, suami dan anak-anak makan obat promag, CTM dan Ampicilin yang kami beli dari warung. Sudah 11 hari ini air disungai ini berbusa, kental, dan berwarna putih seperti susu,” ujar Hadida.
Dirinya berharap agar Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi dapat segera melakukan uji laboratorium terhadap air sungai yang menjadi penyebab ayam, itik dan ikan mati mendadak. “Kami sangat khawatir karena sungai ini tempat bermain akan-anak. Sudahlah soal ternak, tapi kalau hal seperti ini kena pada manusia, apa pemerintah bisa bertanggungjawab,” tegasnya.
Sementara itu, tim Badan Lingkungan Hidup (BLH), Senin (03/08), melakukan kunjungan lapangan sekaligus mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium. “Kita akan ambil sampel dulu, saat ini belum bisa dipastikan apa penyebabnya, kita belum bisa berspekulasi,” kata Yudha Rantung, Kepala  BLH Bolmong.
Lanjut Yudha, hasil laboratorium akan diketahui dalam waktu 14 hari kedepan. “Biasanya hasil uji laboratorium akan diketahui sesudah 14 hari. Tapi selain itu, pihak perusahaan PT JRBM juga telah mengambil sampel air,” jelasnya.
Diketahui, Warga Desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow, mulai resah dengan banyaknya ayam, itik dan ikan yang ada ditambak, mati mendadak. Seperti yang terjadi di Dusun II, tepatnya di lorong rape.

Sejak Jumat pekan lalu, puluhan Itik milik Mat Pato warga setempat, mati usai mandi dan minum air di sungai dekat rumahnya. “Saya tak curiga, tapi keesokkan harinya jumlah bebek yang mati bertambah. Itik yang mati usai mandi dan mencari makan di sungai,” kata Mat, Sabtu (01/08) kepada wartawan.

Selain Mat Pato, hal yang sama juga terjadi pada itik milik Andra. “Sudah ada sekitar 60 ekor yang mati. Kejadiannya sejak Jumat lalu. Setiap hari itik yang berenang dan mencari makan di sungai, tiba-tiba mati,” katanya.

Peristiwa itu juga terjadi kepada Rinal Mamonto. Ratusan ekor ikan di tambak miliknya, pada Jumat (30/07), tiba-tiba mengapung. “Saya gagal untuk menjual ikan. Padahal rencananya ikan saya akan segera panen untuk dijual. Kalau dihitung, kerugian saya mencapai Rp10 juta,” kata Rinal.

Sejumlah warga di Bakan menuturkan, sebelum kejadian itu, terjadi hujan dihulu sungai yang mengakibatkan beberapa anak sungai meluap. Hulu sungai itu terdapat aktivitas perusahan tambang milik PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM). Bahkan lokasi kejadian itu, tidak jauh dari tempat penampungan bahan kimia milik perusahan tambang itu. “Ada tumpukan kapur milik perusahan yang ada dikompleks perusahan. Ada juga bahan kimia lainnya yang tidak jauh dari pemukiman warga,” kata warga.

Namun meski demikian, warga belum mau berspekulasi soal kejadian ini. Pihak perusahan juga sudah turun untuk mengambil sampel air. Namum warga berharap pihak pemerintah daerah lewat Badan Lingkungan Hidup (BLH) juga secepatnya melakukan pemeriksaan melalui laboratorium terhadap kondisi air yang diduga menjadi penyebab matinya ratusan ikan, puluhan ayam dan bebek. Sebab diduga beberapa anak sungai yang masuk ke persawahan, sungai, hingga tambak milik warga, sudah tercemar limbah kegiatan perusahaan PT JRBM .

Kepala Desa Bakan Hipi Mokodompit membenarkan kejadian itu. Dia sendiri sudah langsung mengingatkan warga untuk menghindari aktivitas ke sungai yang menyebabkan puluhan ternak peliharaan mati. “Saya sudah beri laporan soal kejadian ini melalui Camat, Polsek dan Koramil setempat. Ini juga harus diwaspadai jangan-jangan terkena kepada manusia,” kata Hipi. (sal)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close